Selamat datang di dibalikkamera.blogspot.com, semoga bermanfaat bagi Anda. Beri komentar Anda di kotak "Komentator", terima kasih.

25 Januari 2011

Perbedaan Antara Sensor Gambar CCD dan CMOS di Kamera DSLR

Kamera digital menjadi barang umum mengikuti penurunan harga jualnya. Salah satu penggerak dibalik penurunan harga adalah dengan diperkenalkannya sensor CMOS. Sensor CMOS sangat jauh lebih murah untuk dirakit dibandingkan sensor CCD.

Kedua sensor CCD (charge-coupled device) dan CMOS (complimentary metal-oxide semiconductor) berfungsi sama yaitu mengubah cahaya menjadi elektron. Untuk mengetahui cara sensor bekerja kita harus mengetahui prinsip kerja sel surya. Anggap saja sensor yang digunakan di kamera digital seperti memiliki ribuan bahkan jutaan sel surya yang kecil dalam bentuk matrik dua dimensi. Masing-masing sell akan mentransform cahaya dari sebagian kecil gambar yang ditangkap menjadi elektron. Kedua sensor tersebut melakukan pekerjaan tersebut dengan berbagai macam teknologi yang ada.

Langkah berikut adalah membaca nilai dari setiap sel di dalam gambar. Dalam kamera CCD, nilai tersebut dikirimkan ke dalam sebuah chip dan sebuah konverter analog ke digital mengubah setiap nilai piksel menjadi nilai digital. Dalam kamera CMOS, ada beberapa transistor dalam setiap piksel yang memperkuat dan memindahkan elektron dengan menggunakan kabel. Sensor CMOS lebih fleksibel karena membaca setiap piksel secara individual.

Sensor CCD memerlukan proses pembuatan secara khusus untuk menciptakan kemampuan memindahkan elektron ke chip tanpa distorsi. Dalam arti kata sensor CCD menjadi lebih baik kualitasnya dalam ketajaman dan sensitivitas cahaya. Lain halnya, chip CMOS dibuat dengan cara yang lebih tradisional dengan cara yang sama untuk membuat mikroprosesor. Karena proses pembuatannya berbeda, ada beberapa perbedaan mendasar dari sensor CCD dan CMOS.

  • Sensor CCD, seperti yang disebutkan di atas, kualitasnya tinggi, gambarnya low-noise. Sensor CMOS lebih besar kemungkinan untuk noise.
  • Sensitivitas CMOS lebih rendah karena setiap piksel terdapat beberapa transistor yang saling berdekatan. Banyak foton mengenai transistor dibandingkan diodafoto.
  • Sensor CMOS menggunakan sumber daya listrik yang lebih kecil.
  • Sensor CCD menggunakan listrik yang lebih besar, kurang lebih 100 kali lebih besar dibandingkan sensor CMOS.
  • Chip CMOS dapat dipabrikasi dengan cara produksi mikroprosesor yang umum sehingga lebih murah dibandingkan sensor CCD.
  • Sensor CCD telah diproduksi masal dalam jangka waktu yang lama sehingga lebih matang. Kualitasnya lebih tinggi dan lebih banyak pikselnya.

Berdasarkan perbedaan tersebut, dapat lihat bahwa sensor CCD lebih banyak digunakan di kamera yang fokus pada gambar yang high-quality dengan piksel yang besar dan sensitivitas cahaya yang baik. Sensor CMOS lebih ke kualitas dibawahnya, resolusi dan sensitivitas cahaya yang lebih rendah. Akan tetapi pada saat ini sensor CMOS telah berkembang hampir menyamai kemampuan sensor CCD. Kamera yang menggunakan sensor CMOS biasanya lebih murah dan umur baterenya lebih lama.

Saat ini banyak kamera digital murah yang menggunakan sensor CMOS daripada CCD. Apa kelemahan dan kekurangan CMOS dibanding CCD? CMOS memiliki keunggulan dimana ongkos produksi murah sehingga harga kamera lebih terjangkau. Sedangkan CCD memiliki keunggulan dimana sensor lebih peka cahaya, jadi pada kondisi redup (sore/ malam) tanpa bantuan lampu kilat masih bisa mengkap obyek dengan baik, sedangkan pada CMOS sangat buram.

CCD dibuat dengan lebih sensitif dan dengan responsibility tinggi. itu menyebabkan ISO yg di gunakan paling rendah 200. dengan Kontras yg tinggi membuat sangat Noise pada ISO yg tinggi.

CMOS, tidak sesensitif CCD, dengan power yg rendah mengasilkan Gambar yang rada Soft. dengan kontras yg nggak begitu tinggi, membuat gambar masih terlihat baik di ISO yang tinggi.

sensor CMOS


Berdasarkan fakta tersebut,kita bisa melihat bahwa sensor CCD lebih banyak digunakan pada kategori produk yang memerlukan hasil gambar yang baik, pixel yang besar dan sensitivitas yang baik.Sensor CMOS menghasilkan gambar dengan resolusi dan sensitivitas yang lebih rendah meskipun pada saat ini sensor CMOS telah berkembang hampir menyamai kemampuan sensor CCD.

16 Januari 2011

Petani Bajak Sawah

My first contest and Champion for the first time

OLYMPUS DIGITAL CAMERA  (C740UZ)~ f/3.2 ~ 1/800sec. ~ ISO-73

Monyet Beraksi di Curug Cigamea

Monyet Beraksi di Curug Cigamea
Alpha200. f/6.3 ~ 1/200sec ~ ISO-100


Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah monyet asli Asia Tenggara namun sekarang tersebar di berbagai tempat di Asia. Monyet ini sangat adaptif dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia.
Selain menjadi hewan timangan atau pertunjukan, monyet ini juga digunakan dalam berbagai percobaan kedokteran. 
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Famili: Cercopithecidae
Genus: Macaca
Spesies: M. fascicularis
Nama binomial
Macaca fascicularis
 



eeehhhhm nyumiiiii..... ^^

Kue Ulang Tahun untuk nyokap :)
SonyAlpha200 f/5.6 ~ 1/5 sec. ~ ISO-400 ~ 60mm

View

Indahnya Selat Sunda di sore hari..

F.10 ~ 1/25 sec ~ iso-200

13 Januari 2011

Pantang Pulang Sebelum Padam



Jangan remehkan profesi mereka.
Mungkin kita memandang pemadam kebakaran hanya sebelah mata.
Hargai setiap pekerjaan orang, jangan pernah meremehkan seseorang hanya karena pekerjaannya.

SEJARAH PEMADAM KEBAKARAN:
Masa sebelum kemerdekaan:
Menurut buku "DARI BRANDWEER BATAVIA KE DINAS KEBAKARAN DKI JAKARTA" urusan pemadam kebakaran di kota jakarta mulai diorganisir pada tahun 1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Urusan pemadaman kebakaran ini secara hukum dibentuk oleh resident op batavia melalui ketentuan yang disebut sebagai: "Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stad Vorsteden Van Batavia"

Suatu kejadian penting yang patut dicatat adalah terjadinya kebakaran besar di kampung Kramat-Kwitang. Kebakaran tersebut tak dapat teratasi oleh pemerintah kota pada saat itu.

Peristiwa itu mendorong pemerintah atau Gemeente of de Brandweer, pada tanggal 25 januari 1915 mengeluarakn "Reglement of de Brandweer (Peraturan tentang Pemadam Kebakaran); namun tak lama kemudian, yakni pada tanggal 4 oktober 1917, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yakni melalui ketentuan yang disebut staadsblad 1917 No. 602"

Hal penting yang perlu dicatat dari kententuan ini adalah pembagian urusan pemadam kebakaran, yakni menjadi Pemadam Kebakaran Sipil dan Pemadam Kebakaran Militer.

Suatu Kejadian penting yang patut selalu diingat adalah peristiwa diberikannya suatu tanda penghargaan kepada Brandweer Batavia oleh mereka yang mengatasnamakan kelompok orang betawi. Tanda penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk "Prasasti" pada tanggal 1 maret 1929. Tanda penghargaan tersebut diberikan masyarakat betawi pada waktu itu adalah sebagai wujud rasa terimakasih mereka atas darma bakti para petugas pemadam kebakaran. Tanda prasasti tersebut sampai sekarang masih tersimpan baik di kantor Dinas Pemadam Kebakaran. Beikut ini salinan tulisan selengkapnya prasasti tersebut:

Tanda Peringatan Brandweer Batavia 1919-1929

Didalam masa jang soeda-soeda bahaja api djarang tertjega habis terbakar langgar dan roema
Tidak memilih tinggi dan renda sepoeloeh tahoen sampai sekarang semendjak Brandweer datang menentang bahaja api moedah terlarang mendjadikan kita berhati girang. Tanda girang dan terima kassi kami semoea orang Betawi menghoedjoekan pada hari jang ini tanda peringatan boekan seperti

Betawi, 1 Maret 1929

Dari bunyi prasasti diatas, terutama pada pencantuman angka 1919-1929 dan menunjuk pada paragraf kedua, pada baris pertama dan kedua dianggap sebagai bukti otentik, maka kemudian tanggal 1 maret 1919 ditetapkan sebagai tahun berdirinya organisasi Pemadam Kebakaran DKI Jakarta. Bukti diatas diperkuat lagi dari data dalam buku DARI BRANDWEER BATAVIA KE DINAS KEBAKARAN DKI JAKARTA, yang menyatakan bahwa berkaitan dengan peristiwa kebakaran besar yang tak teratasi pada tahun 1913, maka pada tahun 1919 walikota batavia waktu itu mulai mereorganisir kegiatan pemadam kebakaran, yang ditandai dengan didirikannya kantor Brandweer Batavia didaerah Gambir sekarang. Perubahan berikutnya terjadi pada tanggal 31 juli 1922 melalui ketentuan yang disebut "Bataviasch Brandweer Reglement", dan kemudian diikuti perubahan berikutnya, yakni setelah masa pemerintahan Jepang, perubahan itu tercatat pada tanggak 20 April 1943 melalui ketentuan yang dikenal dengan "Osamu seirei No.II" tentang "Syoobootai" (pemadam kebakaran).

Sebelum 1957 - 1969.

Masa ini adalah dimana masa organisasi pemadam kebakaran masih menggunakan nomenklatur "barisan pemadam kebakaran (BPK)". Hal yang patut dicatat dalam masa ini adalah bahwa orientasi tugas pokok BPK sesuai dengan namanya masih terfokus pada upaya pemadam kebakaran. Hal lain, adalah pada tahun 1957 telah dikeluarkan peraturan daerah yang dimuat dalam lembaran kota praja Jakarta No. 22/1957, tanggal 14 Agustus 1957 yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 21 Desember 1957. Namun Walikota Praja Jakarta Raya, Sudiro menetapkan masih memberlakukan Staadblad Van Nederlandsche Indie No. 602, 4 Oktober 1917.

MASA 1969 - 1974

Pada tahun 1969, melalui Surat Keputusan Gubernur KDH DKI Jakarta No. ib.3/3/15/1969 nomenklatur Barisan Pemadam Kebakaran dirubah menjadi Dinas Pemadam Kebakaran. Perubahan pada masa ini tidak saja merupakan perubahan nomenklatur, tetapi juga perubahan pada tugas pokok dan fungsi DPK, yakni dengan penambahan nomenklatur Bagian Pencegahan. Hal ini menunjukkan bahwa tugas pokok dan fungsi DPK pada masa ini telah bertambah, yakni mengatur tentang tugas-tugas di bidang pencegahan kebakaran.

MASA 1975 - 1980

Perubahan berikutnya terjadi dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur KDH DKI Jakarta No. BIII-b.3/1/5/1975, tenatng perubahan nomenklatur Dinas Pemadam Kebakaran menjadi Dinas Kebakaran. Penghapusan kata "Pemadam" bukan semata-mata ingin mempersingkat nomenklatur organisasi, tetapi dimaksudkan untuk lebih menegaskan bahwa tugas pokok Dinas Kebakaran tidak hanya pada bidang pemadaman saja tetapi juga pada aspek pencegahan kebakaran dan penyelamatan korban jiwa dan akibat kebakaran dan bencana lainnya. Pada masa ini, Dinas Kebakaran masih dibagi menjadi 3 markas, yakni :

1. Jl. KH Zainul Arifin No. 71 (Jl. Ketapang), merupakan kantor Dinas Pusat sekaligus Markas Jakarta Pusat.
2. Kebayoran Baru, sebagai markas Jakarta Selatan dan
3. Jl. Matraman Raya sebagai markas Jakarta Timur.

Untuk mempertegas pentingnya aspek pencegahan ini maka pada tahun yang sama diterbitkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 1975, yakni tentang Ketentuan penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta.Diterbitkannya Perda tersebut sebagai langkah antisipasi Pemerintah DKI Jakarta terhadap perkembangan kota Jakarta yang ditandai dengan semakin cepatnya pertumbuhan bangunan baik secara horisontal maupun vertikal.

Masa setelah kemerdekaan :

MASA 1980 - 2002

Perubahan nomenklatur organisasi pemadam kebakaran berikutnya terjadi pada tahun 1980, yakni dengan terbitnya Peraturan Daerah No. 9 tahun 1980, tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran DKI Jakarta. Perubahan penting pada periode ini, selain semakin dikembangkannya aspek pencegahan dan pemberdayaan masyarakat melalui keberadaan Sudinas Pencegahan, Sudinas Peran Serta masyarakat, Pusat Latihan Kebakaran, dan Unit Laboratorium, adalah juga mengenai pembagian wilayah pelayanan Dinas kebakaran ke dalam 5 wilayah asministratif: Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, dan Timur. Kemudian terjadi revisi melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.11 tahun 1986, dengan judul sama, hanya terdapat perubahan pada nomenklatur Markas Wilayah menjadi Nomenklatur Suku Dinas.

MASA 2002 - 2008

Masa tahun 2002 ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.9 tahun 2002, tanggal 15 Januari 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.

MASA 2008 - Sekarang
Terbitnya Perda No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Satuan Perangkat Daerah dan Dewan Permusyawaratan Rakyat Daerah serta Surat Keputusan Gubernur (Skep. Gub) Provinsi DKI Jakarta No. 96 Tahun 2009 menandai terjadinya perubahan dan sekaligus pengembangan fungsi organisasi ini. Organisasi yang pada masa sebelum ini menggunakan nomenklatur Dinas Pemadam Kebakaran, selanjutnya berubah menjadi : Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana. Dengan bertambahnya fungsi penanggulangan bencana, maka tugas pokok dan fungsi organisasi ini menjadi semakin luas.  Organisasi DPK-PB sesuai dengan namanya, tidak saja diberi tanggung jawab dalam masalah penanggulangan kebakaran, tetapi juga menangani masalah bencana lainnya.

12 Januari 2011

U'r my inspiration :)






Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
(sumber teks: http://www.anggrekbiru.com/)

"Ku kenal budaya ku sejak dini"



Tidak banyak yang tahu bahwa kawasan kota Bogor memiliki potensi wisata setu yang memikat. Sayangnya belum semua potensi yang ada dalam obyek tersebut bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh warga Bogor. Untuk itu dalam rangka Hari Jadi Bogor ke-527 ini pemerintah kota Bogor mencoba member ruang untuk dikembangkannya situ Gede menjadi potensi Ekowisata yang bisa memberi manfaat pada penduduk sekitar.

Untuk itu diadakannya Festival Situ Gede 2009 diharapkan bisa menjadi momentum bangkitnya wisata ekologi Situ Gede. Festival yang menyajikan bazaar, pertunjukan kesenian dan aneka kegiatan lain tersebut berhasil mengundang beberapa warga yang melintas. Acara yang dihelat pada 18 hingga 19 Juli 2009 ini diselenggarakan oleh tim Ekowisata Setu Gede, FKP Foundation bekerjasama dengan “Kipas Etnik – Event Organizer”, MIRS (Make it Resources Survive) – komunitas peduli lingkungan di bogor, dan bergerak dibawah Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bogor sekaligus pamungkas acara HJB 527. Menurut Wirman Warmando selaku Program manager Ekowisata Setu Gede. Perayaan Festival Setu Gede selain untuk memeriahkan Hari jadi Kota Bogor juga sebagai titik balik pengelolaan Situ Gede yang lebih baik sebagai daerah wisata yang memberi keuntungan positif bagi lingkungan dan tentu saja masyarakat sekitarnya.

“Rencananya daerah ini akan dikembangkan sebagai daerah ekowisata”, papar Wirman.

Mengambil tema “Bangkitkan Semangan Berkompetisi Secara Sportif, Junjung Tinggi Kearifan Lokal” . Festival Situ Gede diramaikan dengan rangkaian acara yang meliputi beberapa lomba seperti Lomba Masak, Jelajah Setu Gede tingkat SMA Se-Kota Bogor, Pagelaran Seni Modern dan Tradisional Sunda, Lomba Rakyat Setu Gede, Bazar Rakyat dan Talkshow Lingkungan. Dalam tlakshow tersebut dipaparkan konsep pengelolaan suatu ekowisata dan keterlibatan pihak-pihak yang terkait didalamnya termasuk masyarakat setempat. 
(sumber teks: http://www.kotahujan.com) 

black n white

model : billa

Aku gak mau kalah



Impian kita mungkin sulit di capai, tapi bukan berarti tidak bisa di capai, karena itu kerjakanlah setahap demi setahap
~Romy Rafael~




11 Januari 2011

Tanggung Jawab Anda


Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu sendiri.
You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on.
~ Oprah Winfrey

Langkah Sukses

HARTANTIO NUGRAHA NEVER GIVE UP

Langkah pertama dan yang paling penting menuju kesuksesan adalah merasakan bahwa kita bisa sukses.
The First and the most important step towards success is the feeling that we can succeed
~ Nelson Boswell

Sukses Adalah Perjalanan

NEVER GIVE UP!!

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir
Success is a journey, not a destination.
~ Ben Sweetland

5 Januari 2011

Presets Lightroom


Silahkan download presets ini,
dengan menggunakan presets, pekerjaan pengeditan akan terasa lebih terbantu dan mudah.
Semoga bermanfaat... ^^